Perjalanan Menuju Puncak Gunung Sindoro

By Butiran Debu - Mei 24, 2019




Mendaki gunung merupakan kegiatan favoritku, bisa dibilang ini sudah menjadi hobby. Saya sudah mendaki beberapa gunung yang ada di Jawa Barat dan juga di Jawa Tengah. Pendakian terakhir yang kulakukan itu adalah tahun 2018 lalu ke gunung Sindoro yang berada di Jawa Tengah dengan ketinggian 3.153 Mdpl.

Pendakian dilakukan pada bulan Agustus tahun 2018, kami sudah merencakan pendakian ini 1 bulan sebelumnya. Supaya matang persiapannya karena itulah kita rencanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Karena sudah cukup sering mendaki, bukan hal sulit untuk melakukan packing.

Kita berangkat dengan naik bis, waktu itu berangkat dari Kota Bekasi di sore hari. Karena perjalanan cukup jauh dari Bekasi ke Kabupaten Temanggung, kita manfaatkan dengan baik untuk istirahat yang cukup untuk pendakian esoknya. Sebelum sampe tujuan bis berhenti di prasmanan untuk makan malam, nah karena kita lapar banget akhirnya kita beli makanan disana, awalnya ragu untuk beli karena yakin harganya pasti mahal.

Kami sampai di terminal bus Temanggung sekitar pukul 03.00 pagi. Ketika sampai, disana cukup sepi dan tidak terlihat banyak pendaki lain. Suhu disana sangat dingin, kita coba cari orang yang jualan minuman atau makanan hangat tapi tidak ada, cuman ada beberapa penjual gorengan. Kami di terminal itu sampai subuh, setelah sholat subuh kita melakukan packing ulang untuk persiapan menuju basecamp. Kami akan naik gunung Sindoro via Kledung. Untuk perjalanan menuju basecamp kita naik mobil bak terbuka, tapi karena kita cuman 5 orang kita perlu tambahan beberapa orang lain agar harga jadi lebih murah. Dan akhirnya kita dapat beberapa orang untuk gabung kita, total kalau tidak salah ada 9 atau 10 orang. 2 orang berada di depan sama supirnya, sisanya ada di belakang. Dan kita berada di belakang, sensasinya sungguh luar biasa. Hembusan angin pagi yang begitu sejuk dan juga dingin menambah sensasi berlebih. Untuk orang yang tinggal di daerah panas hal seperti itu merupakan hal yang luar biasa pasti. Bahkan udara yang kita keluarkan itu keliatan ada asapnya, serasa lagi diluar negeri, benar-benar dingin. Hal yang melengkapi pula adalah melihat sunrise mulai muncul begitu indah walau tidak terlihat dengan sempurna tapi itu pemandangan yang luar biasa, ditambah dengan pemandangan perkebunan yang hijau, benar-benar menyegarkan mata. Namun ditengah jalan kami berhenti di sebuah pasar untuk membeli perlengkapan logistik, Tak lama menghabiskan waktu untuk belanja kita naik mobil lagi, dan tak lama sampai di basecamp.

Setelah sampai di basecamp kita mengisi ulang tenaga kita dengan sarapan di warung yang ada di sekitar basecamp. Dimanapun tempat makan itu pasti ada yang jual nasi goreng, yaa dan akhirnya kita beli nasi goreng. Setelah sarapan kita persiapan untuk mendaki, dan mulai ganti pakaian dan alat untuk mendaki. Ketika ingin mulai perjalanan kami melihat ada ojek disana, tadinya ingin naik ojek untuk mengehemat tenaga karena katanya jarak dari basecamp untuk sampai pos 1 atau tempat start pendakian sangat jauh, dan jalur itu memang bisa digunakan untuk motor. Tapi kita milih untuk berjalan, karena memang seperti itu harusnya pendaki. Dan memang sangat jauh, beberapa dari kami mulai menyesal, tapi inilah pendakian yang seharusnya.

Untuk sampai pos 1 diperlukan waktu sekitar 30 menit atau bahkan lebih, karena kita mendaki bersama cewe jadi yang kami prioritaskan adalah cewenya. Kalau mereka ingin istirahat kita harus temani dan tunggu. Setelah itu mulailah masuk ke hutan, dari sini mulailah benar-benar terasa seperti di alam liar. Sensasi yang luar biasa.

Untuk menuju pos 2 itu diperlukan waktu sekitar 1 setengah jam. Pendakian semakin terasa berat karena jalur pendakian semakin sulit, dengkul hampir nyentuh jidat, dan ada juga pohon yang cukup besar di jalur pendakian, dan jalur yang cukup licin. Bukan karena jalurnya basah tapi karena cuaca disana cerah dan belum hujan beberapa hari sebelumnya, jadi jalan yang didaki cukup licin karena tanah kering dan debu yang cukup tebal di bebatuannya.

Untuk menuju pos 3 diperlukan waktu sekitar 2 jam setengah sampai 3 jam. Semakin tinggi posnya waktu yang kita tempuh semakin lama, itu karena kami benar-benar merasa lelah. Kita cukup sering istirahat di jalan. Tapi kita tetap menikmati pendakian ini, walau mungkin pernah ada rasa ingin menyerah karena terlalu lelah mendaki, tapi pada akhirnya kami tetap melakukan pendakian. Selama di jalur pendakian kami terus bertemu teman-teman pendakian yang lain. Disetiap bertemu setidaknya kami atau pendaki lain bilang “Mari mas, mbak, duluan yaaaa”, “Ayo mas semangat, sebentar lagi sampai kok”. Setidaknya hal kecil seperti membuat kami senang, tapi kata-kata “Sebentar lagi sampai kok” itu adalah sebuah kebohongan yang sering saya dengar. Bilangnya sebentar lagi tapi faktanya masih jauh lagi.



Setelah sampai pos 3 kami memutuskan untuk ngecamp disana, tadinya kita mau ngecamp di sunrise camp, tepat diatas pos 3. Tapi karena teman cewe kita sudah sangat lelah, akhirnya diputuskan cukup di pos 3 aja. Ketika sampai pos 3 itu sekitar jam 3. Dan kabut pun sudah mulai tebal. Kita percepat untuk bangun tenda, kita buat membangun 2 tenda, tenda pertama untuk cewe, dan tenda yang lain untuk cowonya. Setelah tenda dibangun kita mulai masak untuk makan, makanan yang akan dimasak hanya mie instan dan sosis saja aja. Jarang sekali kalau mendaki memasak nasi, karena cukup sulit untuk masak nasinya. Setelah selesai makan kita harus langsung mencuci atau setidaknya menggantung bekas tempat makanan yang di gunakan di pohon. Karena disana ada babi liar yang kalau kita tinggalkan makanan di tanah begitu saja itu akan mengundang mereka dan bahayanya mereka bisa merusak tenda. Setelah selesai itu kita nikmati suasana sekitar. Walau kabut cukup tebal tapi sensasi luar biasnya masih terasa. Udara yang berhembus ke kulit terasa sangat sejuk, udara yang di hirup begitu segar hingga menusuk paru-paru, menyegarkan mata dengan hijaunya pepohonan.

Kita habiskan waktu istirahat kita dengan saling ngobrol dan kemudian tidur. Tapi tidur kita tidak begitu nyenyak karena cuaca semakin dingin ketika malam tiba. Bahkan salah satu teman cewe kita ada yang tidak kuat, dan akhirnya salah satu dari kita memberikan sleeping bag nya, dan kebetulan sleeping bag punya dia adalah yang paling hangat jadi cepat untuk mengahatkan tubu teman kita itu. Waktu tidur yang saya dapatkan mungkin hanya sekitar 4-5 jam saja, kemudian kita bangun semua itu pukul 2 pagi. Dan suhu pada waktu sangat dingin, buka sedikit tenda saja dinginnya sudah kerasa sekali. Bahkan kita takut untuk keluar tenda. Tapi kita tetap harus keluar tenda untuk masak lagi. Kali ini kita masak sop yang hangat agar cepat menghangatkan tubuh. Tapi ketika memasak tubuh kita sambil menggigil padahal di depan kita ada api. Dan cara masak kita itu dengan cara bergantian, beberapa menit masak beberapa menit kemudian masuk lagi ke dalam tenda. Dan hal yang paling beruntung untuk kita ketika itu adalah cuaca disana benar-benar cerah, langit malam pun terlihat begitu indah serta begitu banyaknya bintang di langit yang melengkapi keindahan di malam hari. Bahkan bintang-bintangnya pun terlihat begitu dekat dekat kita. Untuk melihat langit yang cerah di malah hari itu merupakan hal yang cukup langka, karena terkadang malam hari itu mendung tapi tidak hujan-hujan, dan bintang tidak terlihat satupun.



Setelah selesai makan kita bersiap-siap untuk muncak, istilah muncak ini sering di pakai para pendaki yang artinya mendaki ke puncak gunung. Kita mulai berangkat itu sekitar pukul setengah 4 pagi, tapi kita hanya membawa barang penting kita, beberapa liter air mineral, dan makanan ringan seperti roti, tendapun kita tinggal sementara. Karena begitu gelap gulita kita masing-masing membawa senter untuk pencahayaan. Pendakian ketika gelap gulita seperti itu juga merupakan hal yang sangat menarik. Target kita adalah ketika melihat sunrise ketika di puncak atau di pos 4. Tapi belum sampai pos 4 sunrise pun mulai muncul, tapi pemandangan sunrise begitu indah, bahkan kita bisa melihat gunung Sumbing di seberang gunung Sindoro dan awan pun terlihat memesona, awan itu terlihat seperti lautan yang luar biasa di lengkapi dengan birunya langit yang begitu eksotis lengkap corak-corak awan kecil yang menghiasinya.







Tapi sayangnya pendakian kali ini kita tidak bisa mencapai puncak. Karena salah satu teman cewe kita sudah tidak sanggup. Kita hanya bisa sampai di pos 4 saja, dan waktu yang kita tempuh untuk sampai pos 4 itu sekitar 2 jam setengah. Namun itu tidak apa, karena prinsip saya ketika mendaki adalah memprioritaskan cewe, walau keinginan saya adalah puncak. Namun saya juga selalu ingat perkataan leader saya “Puncak itu adalah bonus”. Mungkin waktu yang di perlukan untuk sampai kepuncak itu sekitar 1 jam kurang lebih. Dan akhirnya kita menghabiskan waktu sementara di pos 4, mengabadikan moment dengan foto bersama dan memakan makanan ringan yang kita bawa itu. Setelah 30 menit kurang lebih kitapun turun kembali menuju tenda. Ketika turun waktu yang kita tempuh jauh lebih cepat, misalkan kita naik perlu waktu 2 jam tapi untuk turun kita mungkin hanya memerlukan waktu sekitar 1 jam saja. Setelah sampai tenda kita mulai untuk membereskan dan mulai packing kembali. Oh ya sebelum kita berangkat naik ataupun turun kita selalu melakukan doa bersama agar perjalanan selamat sampai tujuan, dan itu hal wajib yang harus kita lakukan. Kita mulai turun itu sekitar pukul 11 siang, ini cukup ngaret bisa dibilang karena beberapa teman saya masih ada yang di belakang dan kita harus menunggu. Atau mungkin saya yang terlalu cepat sampai tenda. Untuk turun kita tetap melalui jalur yang sama ketika kita naik. Leader kita dengan salah satu teman cewe kita berjalan sangat lambat sekali di karenakan yang cewe itu begitu berhati-hati ketika turun karena jalannya begitu licin. Saya dan beberapa teman saya pun pergi duluan singkatnya 5 jam kemudian, saya dan beberapa teman saya memutuskan untuk naik ojek saja untuk menuju basecamp. Karena duit masih cukup jadilah kita naik ojek saja. Namun 2 teman saya itu masih berada dibelakang kita cukup jauh, ketika sampai basecamp kita mulai khawatir karena mereka begitu lama sekali. Bahkan kita tadinya ingin menyewa porter untuk menjemput mereka. 1 jam kemudian barulah mereka sampai di basecamp dengan naik ojek juga. Setelah itu kita beristirahat, makan, dan kemudian kita pun mandi di masjid sekitar sebelum kembali ke Bekasi, setelah itu kita menyewa angkutan untuk mengantar kita ke terminal.



Pandu Pangestu Hardiansyah

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar