Bazar Ikom UNSIKA Berhasil Menjual Semua Produknya Hanya dalam Beberapa Jam

By Butiran Debu - Mei 23, 2019



Pada Kamis, 2 Mei 2019, program studi Komunikasi Pemasaran Ilmu Komunikasi UNSIKA mengadakan acara bazar dengan nama Bazar Ikom. Disana dijual berbagai produk makanan dan minuman dengan harga yang relatif murah kisaran lima sampai lima belas ribu. Produk yang dijual seperti risoles, sosis bakar, jasuke, es thai tea, dan lain sebagainya. Produk tersebut bahkan dinamai dengan nama yang cukup unik sebagai bentuk pemasaran produk.

Bazar dimulai pukul sembilan pagi hingga pukul tiga petang. Bazar yang dimulai sejak pukul sembilan pagi itu, ramai dikunjungi mahasiswa dan dosen. Karena antusiasme pengunjung, beberapa stan telah habis menjual satu sampai dua boks produknya dalam waktu kurang dari tiga jam. Bahkan bazar telah berhenti sebelum pukul tiga petang karena stan telah menjual habis seluruh produknya.

Bazar Ikom tersebut diselenggarakan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UNSIKA sebagai program penerapan teori yang mereka pelajari dari mata kuliah komunikasi pemasaran. Dalam komunikasi pemasaran, pemasaran dibagi menjadi dua, pemasaran konvensional dan pemasara sosia. Lalu terdapat marketing news dimana ada price, product, place dan promotion. Jadi, pada bazar ikom ini para mahasiswa menerapkan teori-teori yang mereka pelajari dari mata kuliah komunikasi pemasaran.





Penanggung jawab mata kuliah ini, Luluatu Nayiroh, S.Kom.I, M.I.Kom, menjelaskan, bazar yang diselenggarakan ini adalah pengganti ujian akhir semester genap mata kuliah yang diampunya. Kegiatan bazar mahasiswa ini merupakan implementasi teori-teori yang selama ini diajarkan di kelas. Beliau merasa senang karena kegiatan bazar itu disambut antusias oleh mahasiswa dan berjalan sesuai harapan.

"Menurut saya, acaranya sangat menarik, saya excited, dan acaranya diluar expetasi. Mereka punya banyak potensi untuk menjadi enterpreneur atau marketing. Ternyata mereka membuat sendiri produk yang mereka jual, original. Meskipun pemula, mereka mampu mengadopsi produk, rasa, kemasan, dan lain hal yang tidak kalah saing," ujar Ibu Lulu sambil memerlihatkan beberapa produk buatan mahasiswa.

Zahra, mahasiswa pengunjung bazar, menjelaskan bahwa Ia senang dengan kegiatan ini. Zahra bisa membeli produk-produk dengan nama unik dan rasa yang bersaing dengan harga yang murah. Baginya, kegiatan ini berhasil menguras uangnya secara perlahan tanpa menyadarinya.

Afif, mahasiswa peserta bazar, menjelaskan bahwa kegiatan bazar ini berhasil memunculkan ide kreatif dan inovatif. Dengan adanya bazar ini, mereka belajar menghasilkan suatu produk, memberikan harga yang sesuai dengan permintaan pasar, menentukan kemasan yang sesuai dan menarik, menentukan tempat yang sesuai agar bazar mereka dipenuhi pengunjung, bagaimana cara mempromosikan produk kepada konsumen dan bagaimana mereka mengambil keuntungan sebagai bonus.

Menurut Virani, mahasiswa peserta bazar, kegiatan ini memberikannya pelajaran untuk berkompetisi dengan baik, belajar sabar menghadapi konsumen, dan belajar penerapan komunikasi persuasif untuk menarik konsumen membeli produknya. Dia menjelaskan bahwa Ia menerapkan marketing mix, metode yang baik dalam promosi. Promosi juga bisa dilakukan dengan cara menurunkan harga produk ketika permintaan menurun atau waktu untuk menjual produk hampir habis.

Sebagai pengunjung, Egis berharap acara bazar ikom dapat diselenggarakan setiap tahun menjelang Ramadhan.


Menurutnya, “Acaranya rame. Waktunya juga pas, sebelum puasa, jadi bisa jajan banyak di stan yang udah ada disana. Makanannya juga enak semua, jadi bingung mau beli yang mana. Tapi sayangnya, tempatnya kurang luas dan stannya juga kurang hiasan. Coba lebih dipersiapkan, dihias, kompak pasti lebih merarik perhatian pengunjung. Oh iya, waktunya kan seharusnya selesai jam 4, tapi baru jam satuan udah pada abis produknya, berarti mereka hebat teknik pemasarannya berhasil. Makanannya habis terjual, mereka dapat keuntungan yang cukup banyak juga. Mungkin faktor utamanya karena makanannya yang enak, jadi bisa buat si pembelinya ketagihan”, ujarnya dengan memegangi banyak makanan yang dibelinya.





Fina Linda Yanti

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar